Langsung ke konten utama

Postingan

Thank you!

Postingan terbaru

2020 : Kilas Balik

Ini 2020, penuh cerita. Ada luka yang berbalut tawa. Ada duka yang beralas suka. Terima kasih, 2020. Permulaan Kala itu senja masih terasa sama, tetap indah. Ku nikmati secangkir teh hangat di teras rumah. Ada banyak hal baru yang ku syukuri. Petualanganku baru saja di mulai. Awal tahun 2020, aku mendapatkan tugas untuk dinas ke luar kota. Jawa Timur. Ya, tidak pernah terbayang akan mengunjungi kota-kota itu. Kabar baik itu membuatku tersenyum,  "Terima kasih ya Allah, awal tahun yang sangat indah" Perjalanan ini terasa semakin indah saat hari ulang tahunku tiba, dan mereka ( rekan kerja ) memberikan kue tepat pukul 00.00. Dalam hatiku mengucapkan syukur tak henti, dipertemukan dengan orang-orang baik seperti mereka. Aku adalah wanita satu-satunya, dan mereka sudah seperti kakak laki-laki dan orang tua yang melindungi. Ternyata benar, kenyamanan lingkungan akan mempengaruhi kinerja. Aku benar-benar bersemangat menjalani hari. Pertengahan Indonesia dan dunia mengalami cobaan y...

Sepersekian Detik.

Bukankah Allah Maha Baik? Dikirimkannya orang-orang baik untuk menemani hari-hari. Bukankah Allah Maha Baik? Diberikannya apa-apa yang dibutuhkan, bukan sekedar diinginkan. Sepersekian Detik. Terlalu mudah untuk berpaling hingga lupa untuk kembali. Sepersekian Detik. Keadaan berputar, senang menjadi sedih, tawa menjadi tangis, begitu pula sebaliknya. Diperlihatkannya lagi kuasaNYA. Betapa tidak ada apa-apa nya sebuah rencana bila tanpa keridhoannya. Perjalanan ini masih panjang, entah seberapa lama lagi kaki ini mampu melangkah. Entah akan bagaimana lagi takdirNya berkehendak. Kepada Yang Maha Kuasa. Dibawah langit MU ku berserah, tentang esok dan esoknya lagi. Tentang harapan dan cita yang tak kunjung lelah ku doakan. Supaya akan tetap baik dan terus menuju baik. Sepersekian Detik. Seberkas cahaya mengusik kalbuku,  Ketika hati terlampau jauh pergi, DiingatkanNya lagi untuk kembali. Ku eratkan lagi genggaman doa-doa, ...

Catatan Singkat untuk Kisah Sederhana

“Sederhanakan saja kisahnya, agar kita bisa saling menerima kekurangan.” -SF,2017 Kamu percaya kalau tidak ada yang kebetulan di dunia ini? Kalau aku sih percaya, setiap hal pasti ada alasannya. Hanya saja, tidak semua hal harus kita ketahui alasannya. Karena hidup pun kita bergantung kepadaNYA. Maka, dalam urusan apapun serahkan saja kepadaNYA. Termasuk tentang perasaan. Semua terjadi begitu saja. Berawal dari sebuah ketidaksengajaan yang ternyata menjadi suatu kenyataan. Atau, sebut saja sebagai “iseng-iseng berhadiah” Bulan Juni, 2017 Pesan singkat itu tiba-tiba datang (lagi). Haruskah pesan itu dibalas? Atau dibiarkan saja? Akhirnya, pesan itu pun terbalas. Bulan Juli, 2017 Rencana tentang sebuah pertemuan pun disusun. Seperti apa dia? Akhirnya, pertemuan itu pun terjadi. Siang itu, jangan namai bogor sebagai kota hujan. Karena hujan tidak turun hari itu. Kamu tahu, bagaimana rasanya bertemu dengan orang baru? Tentu saja, ad...

Melipat Jarak

Bagaimana bisa aku melipat jarak? Jika bayangnya saja tak mampu ku gapai." Gadis itu menutup buku hariannya dan bergegas merapikan tempat tidur.  Pagi sudah tiba. Tapi langit tetap saja gelap. Mungkin hari ini hujan akan turun. Senin pagi ini, jalanan masih terlihat lengang. Barangkali, orang-orang masih terlelap dalam tidur. Atau, terlena oleh weekend ? Entahlah. Langkah kecil gadis itu terhenti di sebuah halte, "Nenek sedang apa pagi-pagi disini?" Ujarnya kepada seorang nenek tua yang duduk sendirian di bangku halte. "Apa kamu mau mendengar ceritaku sebentar?" jawab nenek tua itu dengan senyum ramahnya. Gadis kecil itu pun duduk disamping nenek tua, lalu nenek itu pun mulai bercerita. "Dua bulan yang lalu, anakku menelpon dari kota, ia memberi kabar bahwa Senin pagi akan tiba di halte ini. Tapi, sampai hari ini ia tak kunjung ada."  Gadis kecil itu masih diam menunggu kelanjutan cerita nenek. "Dia memang tidak akan pernah samp...

My forever love...

Ada hati yang harus kamu jaga. Siapa? Orang Tua . Mereka membesarkanmu dengan sepenuh hati. Ibumu, Ia yang melahirkanmu dengan sejuta pengorbanan. Ia selalu jadi yang pertama mendekapmu ketika kamu jatuh. Ayahmu, Ia yang bekerja tanpa lelah dari pagi hingga malam menjelang. Ia selalu jadi yang pertama membelamu ketika orang lain mengejekmu. Mereka menghardik bukan karena membenci, Tapi karena kita salah, maka kita harus dibenarkan. Mereka selalu menasehati bukan karena merasa paling benar, Tapi karena mereka pernah jadi kita. Dan mereka menginginkan kita lebih baik darinya. Tapi, bagaimana dengan kita? Kita marah saat mereka marah. Kita bosan mendengarkan nasehat mereka yang itu-itu saja, setiap hari. Mereka meluangkan waktu untuk bercerita dan bermain saat kita kecil. Saat kita mulai dewasa, dan mereka beranjak tua, apa yang kita lakukan? Kita lupa. Lupa bahwa mereka selalu menunggu kepulangan kita ke rumah. Ketika mereka membuka pintu kamar dan mengajak be...

In the middle of the night

Malam masih panjang. Dalam gelapnya aku melihat bintang yang bersinar di balik langit kelam.   "Ya Allah, jangan pernah hilangkan cahayaMu di dalam hidupku." Hujan tidak turun malam ini. Tapi dingin tetap saja menyelimuti diri. "Aku rapuh, tapi aku tidak takut." Malam masih panjang. Di dalam heningnya ku curahkan doa dan harapan. "Ya Allah, kuatkan aku disaat mereka melemahkanku." Air mata itu turun lagi. Segenap rasa berkecamuk di dalam raga yang mudah rapuh. "Aku boleh kalah, tapi aku tidak akan menyerah." Malam masih panjang. Nyanyian syahdu mengusik kalbuku. "Aku ikhlas melepaskan setiap hal yang bukan untukku, meski aku menginginkannya." Aku memandang langit sekali lagi,  Sekedar mengucap syukur atas hidup kepada pemberi hidup. "Terima kasih ya Allah, telah kau titipkan segala suka dan duka dalam hidupku.  Terima kasih ya Allah, telah kau ajarkan arti bersyukur dan bersabar ata...

Tanpa Judul

"tanpa judul" mungkin adalah kalimat yang tepat untuk sebuah cerita yang akan ku ceritakan. Kisah ini tidak berjudul. Jadi silahkan saja memberi judul sesukamu. Kala itu, ada seorang anak menunggu temannya tiba. Ia asyik membaca. Hingga lupa bahwa waktu telah dilewatinya begitu saja. Ia memandang arloji kecil di tangan kanannya. Kemudian mengambil telepon genggam yang ada di dalam tasnya.  "gak ada apa-apa"   Ia membuka kontak teman yang sejak tadi dinantinya, gambar panggilan keluar hampir saja dilakukan. Tapi, tidak jadi.  Ia melanjutkan membaca buku yang ada di pangkuannya. Mulai larut dalam cerita yang dikisahkan pada buku itu. Ia tertawa. Ia tersenyum. Seolah kisah itu nyata untuknya.  Hingga seketika ia sadar, ada kisah yang ia lupakan. Ya, kisahnya sendiri.  Akhirnya, ia mengirimkan pesan singkat kepada teman yang sejak tadi ditunggunya. "dimana? aku harus nunggu sampe kapan." 15 menit berlalu. Keheningan mengundang gelisah di d...