Ini 2020, penuh cerita.
Ada luka yang berbalut tawa.
Ada duka yang beralas suka.
Terima kasih, 2020.
Permulaan
Kala itu senja masih terasa sama, tetap indah.
Ku nikmati secangkir teh hangat di teras rumah.
Ada banyak hal baru yang ku syukuri.
Petualanganku baru saja di mulai.
Awal tahun 2020, aku mendapatkan tugas untuk dinas ke luar kota. Jawa Timur. Ya, tidak pernah terbayang akan mengunjungi kota-kota itu. Kabar baik itu membuatku tersenyum,
"Terima kasih ya Allah, awal tahun yang sangat indah"
Perjalanan ini terasa semakin indah saat hari ulang tahunku tiba, dan mereka (rekan kerja) memberikan kue tepat pukul 00.00. Dalam hatiku mengucapkan syukur tak henti, dipertemukan dengan orang-orang baik seperti mereka. Aku adalah wanita satu-satunya, dan mereka sudah seperti kakak laki-laki dan orang tua yang melindungi. Ternyata benar, kenyamanan lingkungan akan mempengaruhi kinerja. Aku benar-benar bersemangat menjalani hari.
Pertengahan
Indonesia dan dunia mengalami cobaan yang cukup berat. Satu hal yang merusak banyak hal. Ya, Virus Covid-19. Kedatangannya membuat negara kita cukup kewalahan. Hingga banyak kebijakan yang di ciptakan, termasuk Work From Home. Meskipun di nilai kurang efektif namun nyatanya terasa indah. Karena tetap bisa bekerja sambil menonton tv, tiduran di kasur, dan lain sebagainya.
Hari demi hari terus berlalu, tidak ada yang istimewa, justru malah sebaliknya. Rasa rindu akan hiruk pikuk kendaraan umum dan ruang publik pun timbul. Aku merindukan perjalanan menuju kantor, mulai dari berdesakan di dalam kereta hingga lingkungan bekerja dan rekan kerja. Aku juga merindukan berpergian, mulai dari makan di resto hingga sekedar berkeliling kota untuk menikmati udara segar. Aku rindu.
Sangat rindu.
Akhiran
Menjelang akhir tahun, banyak kebijakan yang mulai di longgarkan, seperti bekerja dari kantor. Aku sangat bersemangat mengerjalan setiap perintah dari atasan. Aku semakin tidak sabar untuk kembali sibuk. Setelah lama dirumah dan kembali menjalani rutinitas rasanya indah sekali. Ya, indah. Sampai hari itu tiba.
Tiba-tiba saja kabar buruk datang. Meski bukan salahku, meski karena keadaan. Tetap saja rasanya sakit. Aku harus kembali berjuang mencari, tidak lagi bisa bertahan. Dengan tangis ku ucapkan terima kasih dan selamat tinggal pada setiap hal dan cerita yang sudah ada di sana. Aku ikhlas.
Hari demi hari berlalu, aku masih mencoba bangkit kembali. Namun, siapa sangka. Justru kabar buruk terus saja datang, padahal aku tidak mengundangnya. Hari itu, aku dinyatakan sakit. Sakit yang semula ku kira hanya butuh perawatan sebentar, menjadi lebih lama. Kini, setiap harinya aku meminum obat obat itu. Semoga saja setelah ini tidak ada lagi penyakit itu, atau pun yang lain.
Rasanya hatiku ingin menangis, ingin mengadu kepadaNya. Aku banyak menaruh harap, aku banyak mengucap doa, tapi kenapa tiba-tiba saja kabar buruk menghancurkan segalanya?
Tentang cita yang belum tertujukan, tentang cinta yang belum selesai ku susun, tentang cerita yang belum selesai ku tulis.
Semuanya seperti hilang. Aku terus saja bertanya kenapa. Apa baikku masih kurang? Atau doa ku masih kurang? Aku tidak paham. Yang ku tahu, aku benar-benar merasa terpuruk.
Hari ini, 31 Desember 2020.
Aku masih dengan perasaan yang sama, hanya lebih sedikit bisa tertawa. Aku sudah mulai berdamai dengan keadaan. Dan aku menaruh banyak harapan pada 2021. Semoga saja keadaan menjadi lebih baik dan menemui kebahagiaanku yang baru.
Terima kasih, 2020.
Telah mengajarkan banyak hal yang tidak pernah ku sangka. Terima kasih.
Kawah Ijen, Jawa Timur
Komentar
Posting Komentar